Jumat, 19 Oktober 2012

Garut

Secara demografis, Kabupaten Garut yang memiliki luas wilayah 3.110,075 Km persegi dihuni oleh penduduk sebanyak 2.401.248 jiwa (Hasil Sensus 2010). Terdiri dari pria 1.216.139 jiwa dan wanita 1.185.109 jiwa. Rata-rata pertumbuhan penduduknya sebesar 2 % dan kepadatan penduduknya 772,09 jiwa/Km persegi.

Kabupaten Garut saat ini semakin berkembang ke arah sebuah daerah yang bersifat hetorogen. Perkembangan itu sebagai akibat tumbuhnya arus urbanisasi dan munculnya kreatifitas-kreatifitas penduduknya akibat pengaruh arus modernisasi yang dihembuskan melalui media, khususnya media elektronik. Berbagai kemajuan di daerah lain secara cepat diserap oleh penduduk Garut dan sebagian dijadikan percontohonan yang akan dikembangkan di daerahnya. Seiring pertumbuhan kreatifitas penduduk Garut, bertambah pula pendapatan penduduknya, perekonomian hidup dan berkembang serta banyak perubahan secara fisik mewarnai Kota Garut.
Saat ini, Kota Garut terkenal akan daerah wisata, daerah perkebunan, daerah kuliner, makanan olahan dan daerah berkembangnya produk kreatifitas. Untuk kawasan wisata, memiliki Kawasan Wisata Air Panas dengan nama “Cipanas”; Kawah Papandayan dan kawasan situs-situs purbakala, seperti “Gunung Sedahurip di Kecamatan Cikajang. Untuk kawasan perkebunan, memiliki perkebunan teh, perkebunan “Jeruk garut”, dan perkebunan sayur-sayuran. Sedangkan produk kreatifitas sangat berkembang pada : kerajinan dari tanaman “akar wangi”, Jaket Kulit dan produk penyamakan.
  
Khusus untuk produk makanan olahan, “Dodol” adalah produk yang telah memiliki ciri khas tersendiri. Hasilnya telah dieksport ke berbagai negara, diantaranya negara-negara timur tengah. Bahkan saat ini jenis dodol berkembang sangat pesat, muncul kreatifitas baru dengan nama “Cokodot”, alias Coklat dodol atau coklat dodol yang diramu dengan biji kopi.
  
Produk pakaian atau fashion Jaket Kulit semakin terkenal dan akan menyamai produk sejenis dari negara  Eropah. Hal demikian karena adanya inovasi-inovasi, baik dari bahan baku kulitnya (Kulit Domba dan Kulit Sapi), juga model-modelnya. Oleh karena itu tak heran harga jaket kulit made in Garut bisa mencapai “jutaan rupiah”. Produknya telah dipasarkan ke berbagai negara tetangga diantaranya senantiasa ikut dalam setiap even pameran.
Ada jaket kulit dan ada batik garutan. Batik Garutan inilah sempat menjadikan daerah ini sebagai salah satu sentra batik di Jawa Barat selain Cirebon. Kini, perajin batik garut sedang menggeliat mengejar ketertinggalannya dari daerah terutama Cirebon. Telah berkembang sekitar 15 pengrajin batik, khususnya batik tulis khas garutan. Bahkan berkembang pula batik tulis sutra yang memiliki pesona dan kewibawaan tersendiri. Walaupun muncul jenis-jenis batik yang produknya massal, namun khusus produk garutan tidak akan kalah karena pangsa pasarnyapun spesifik. Kendatipun demikian, untuk menyaingi produk import khususnya dari Cina, dikembangkan pula batik printing dengan motiv khusus garutan.
  
Selain potensi-potensi tersebut, Garut memiliki potensi sumber daya alam, seperti sumber panas (Geothermal) Kawah Kamojang dan Kawah Daradjat. Dua potensi sumber daya panas bumi ini dikelola oleh PT Indonesia Power dan Pertamina. Potensi SDA itu telah diolah untuk menghasilkan daya listrik yang konon telah mencapai puluhan ribu mega watt. Dari potensi ini, Kabupaten Garut menyumbang energi listrik bagi derah lainnya di Indonesia.

sumber:http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/978

Tidak ada komentar:

Posting Komentar