Secara demografis, Kabupaten Garut yang memiliki luas wilayah 3.110,075
Km persegi dihuni oleh penduduk sebanyak 2.401.248 jiwa (Hasil Sensus
2010). Terdiri dari pria 1.216.139 jiwa dan wanita 1.185.109 jiwa.
Rata-rata pertumbuhan penduduknya sebesar 2 % dan kepadatan penduduknya
772,09 jiwa/Km persegi.
Kabupaten Garut saat ini semakin berkembang ke arah sebuah daerah yang
bersifat hetorogen. Perkembangan itu sebagai akibat tumbuhnya arus
urbanisasi dan munculnya kreatifitas-kreatifitas penduduknya akibat
pengaruh arus modernisasi yang dihembuskan melalui media, khususnya
media elektronik. Berbagai kemajuan di daerah lain secara cepat diserap
oleh penduduk Garut dan sebagian dijadikan percontohonan yang akan
dikembangkan di daerahnya. Seiring pertumbuhan kreatifitas penduduk
Garut, bertambah pula pendapatan penduduknya, perekonomian hidup dan
berkembang serta banyak perubahan secara fisik mewarnai Kota Garut.
Saat ini, Kota Garut terkenal akan daerah wisata, daerah perkebunan,
daerah kuliner, makanan olahan dan daerah berkembangnya produk
kreatifitas. Untuk kawasan wisata, memiliki Kawasan Wisata Air Panas
dengan nama “Cipanas”; Kawah Papandayan dan kawasan situs-situs
purbakala, seperti “Gunung Sedahurip di Kecamatan Cikajang. Untuk
kawasan perkebunan, memiliki perkebunan teh, perkebunan “Jeruk garut”,
dan perkebunan sayur-sayuran. Sedangkan produk kreatifitas sangat
berkembang pada : kerajinan dari tanaman “akar wangi”, Jaket Kulit dan
produk penyamakan.
Khusus untuk produk makanan olahan, “Dodol” adalah produk yang telah
memiliki ciri khas tersendiri. Hasilnya telah dieksport ke berbagai
negara, diantaranya negara-negara timur tengah. Bahkan saat ini jenis
dodol berkembang sangat pesat, muncul kreatifitas baru dengan nama
“Cokodot”, alias Coklat dodol atau coklat dodol yang diramu dengan biji
kopi.
Produk pakaian atau fashion Jaket Kulit semakin terkenal dan akan
menyamai produk sejenis dari negara Eropah. Hal demikian karena adanya
inovasi-inovasi, baik dari bahan baku kulitnya (Kulit Domba dan Kulit
Sapi), juga model-modelnya. Oleh karena itu tak heran harga jaket kulit
made in Garut bisa mencapai “jutaan rupiah”. Produknya telah dipasarkan
ke berbagai negara tetangga diantaranya senantiasa ikut dalam setiap
even pameran.
Ada jaket kulit dan ada batik garutan. Batik Garutan inilah sempat
menjadikan daerah ini sebagai salah satu sentra batik di Jawa Barat
selain Cirebon. Kini, perajin batik garut sedang menggeliat mengejar
ketertinggalannya dari daerah terutama Cirebon. Telah berkembang sekitar
15 pengrajin batik, khususnya batik tulis khas garutan. Bahkan
berkembang pula batik tulis sutra yang memiliki pesona dan kewibawaan
tersendiri. Walaupun muncul jenis-jenis batik yang produknya massal,
namun khusus produk garutan tidak akan kalah karena pangsa pasarnyapun
spesifik. Kendatipun demikian, untuk menyaingi produk import khususnya
dari Cina, dikembangkan pula batik printing dengan motiv khusus garutan.
Selain potensi-potensi tersebut, Garut memiliki potensi sumber daya
alam, seperti sumber panas (Geothermal) Kawah Kamojang dan Kawah
Daradjat. Dua potensi sumber daya panas bumi ini dikelola oleh PT
Indonesia Power dan Pertamina. Potensi SDA itu telah diolah untuk
menghasilkan daya listrik yang konon telah mencapai puluhan ribu mega
watt. Dari potensi ini, Kabupaten Garut menyumbang energi listrik bagi
derah lainnya di Indonesia.
sumber:http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/978
Tidak ada komentar:
Posting Komentar